LINTASCELEBES.COM WAJO — Panitia pelaksanaan Shalat Idul Adha Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Maniangpajo memutuskan memindahkan pelaksanaan Shalat Idul Adha 1443.H yang disiapkan di Lapangan Sepak bola Anabanua ke Masjid Al-Ikhlas Sabtu (09/07/2022).
Hal itu disebabkan karena hujan turun terus menerus dari dini hari hingga pagi sampai saat pelaksanaan Shalat Idul Adha akan dimulai. Panitia memang sudah mewanti-wanti, apabila saat pelaksanaan Shalat Idul Adha hujan turun maka dipindahkan ke Masjid Al-Ikhlas yang memang tempatnya sangat dekat.
Pelaksanaan shalat Idul Adha di Masjid Al-Ikhlas dimulai pukul 07.30 wita yang hadiri ratusan warga Muhammadiyah berlangsung khidmat. Yang bertindak sebagai Imam Shalat, Ambo Tuo, S.Pd, dan yang menjadi Khatib, Drs. Syamsul Bahri, M.Pd.

Khatib, Drs. Syamsul Bahri, M.Pd, saat menyampaikan khutbanya
Lurah Anabanua, Andi Salmani, SE, saat membacakan pidato seragam Bupati Wajo, mengatakan hari ini kita diingatkan lagi, betapa besar kecintaan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT diatas segala-galanya. Ujian melalui pengorbanan Nabi Ismail menjadi wujud paripurna keimanan dan ketaqwaan yang hakiki melalui ketaatan hamba kepada Sang Khalik.
“Nabi Ibrahim AS telah mewariskan darah keimanan dan ketaqwaan melalui keteladanan dan keikhlasan tampa batas demi meraih kecintaan dan keridhaan Allah SWT serta ketaatan untuk menjalankan segala perintahNya”, urainya.
“Olehnya itu dalam keadaan berbangsa dan bernegara saat ini, melalui pesan kemuliaan yang dicontohkan nabi Ibrahim AS dengan kaikhlasan berkurban. Keikhlasan yang dimaksud yakni mengorbankan segala kepentingan pribadi untuk kepentingan sesama”, tegas Andi Salmani.
Sementara Khatib, Drs. Syamsul Bahri, M.Pd, mengatakan, Idul Adha yang identik dengan kurban diharapkan dapat meningkatkan rasa syukur serta meningkatkan kepadulian terhadap sesama. Hikma yang terkadung dalam berkurban yaitu meningkatkan kepedulian sosial.

Ratusan orang warga Muhammadiya Kec. Maniangpjo pindah ke Masjid Al-Ikhlas untuk Shalat Idul Adha akibat hujan turun
“Karena itu momentum hari raya Idul Adha kita jadikan kepahlawanan sosial kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Berkurban dimasa pasca pandemi ini, merupakan wujud dan tanda cinta sejati kita terhadap sesama”, jelas Syamsul Bahri.
Bukan, lanjut Syamsul Bahri, tentang seberapa banyak daging kurban yang kita tebar, akan tetapi bagaimana pengorbanan menjadi bukti kepedulian kita pada sesama dan kecintaan kita kepada Allah SWT.
Sebelum Shalat idul Adha dimulai Panitia membancakan jumlah hewan kurban yang dikelolah oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Kecamatan Maniangpajo, yakni sebanyak 20 ekor sapi dengan perincian 13 ekor dikelolah atas nama Masjid Al-Ikhlas dan selebihnya dikelolah atas nama perorangan.(Syafruddin M)
Editor: Sudirman