LINTASCELEBES.COM SIDRAP — Berbagai indikator makro Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2021 menunjukkan perbaikan. Indikator tersebut di antaranya persentase penduduk miskin, tingkat pengangguran terbuka, indeks pembangunan manusia (IPM).
Demikian diungkapkan Kepala BPS Sidrap, H. Naharuddin Supu dalam rapat koordinasi kinerja indikator mikro Kabupaten Sidrap, Senin (6/12/2021) di Ruang Rapat Kantor Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda).
Rapat dipimpin Kepala Bappelitbangda Sidrap, Andi Muhammad Arsjad, dihadiri Kepala BKAD Sidrap, Nasruddin Waris, Kepala DPMTSP, Ruli Dasananda dan sejumlah OPD terkait.
Naharuddin dalam pemaparannya menjelaskan, jumlah penduduk miskin di tahun 2021 sekitar 15,25 ribu jiwa atau 5,04 % dari jumlah penduduk. Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sebanyak 15,36 ribu jiwa, atau 5,05%.
Penurunan juga terjadi pada tingkat pengangguran terbuka (TPT). “Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Sidrap menurun dari 5,91 di tahun 2020 menjadi 4,93 di tahun 2021,” terang Naharuddin.
Adapun untuk IPM, lanjutnya, Kabupaten Sidrap memberi sumbangsih dalam kategori tinggi, sebesar 71,54% di tahun 2021.
Dalam kesempatan itu, turut diuraikan kondisi pertanian tanaman pangan, di mana terjadi peningkatan produktivitas dan produksi padi. Data sementara 2021 menunjukkan, produktivitas padi sebanyak 52,21 (Kw/Ha) meningkat dibanding tahun sebelumnya 50,26. Sementara produksi padi, saat ini mencapai 464.288 Ton-GKG, di mana jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 443.799 Ton-GKG).
Kepala Bappelitbangda Sidrap, Andi Muhammad Arsjad menyatakan adanya perbaikan kondisi mikro tersebut merupakan hal positif yang ditunjukkan Kabupaten Sidrap, utamanya dalam situasi pandemi ini.
“Alhamdulillah, ini tentunya merupakan prestasi, bagaimana saat menghadapi pandemi covid-19, Kita mampu menekan bahkan mengurangi angka kemiskinan walaupun hanya 0,1 persen. Begitupun mengurangi angka pengangguran,” tuturnya.
Selanjutnya Arsjad berharap, pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 akan lebih baik dibanding tahun lalu. “Tahun 2020 minus 0,59, kita berharap bisa tumbuh di kisaran 3-4 persen. Caranya dengan mendorong sektor lapangan usaha yang berpotensi memberi kontribusi tinggi pada PDRB,”lontarnya.
Sektor tersebut, salah satunya sektor pertanian tanaman pangan yang memberi kontribusi sekitar 28% dari PDRB. Selain itu, pembangunan beberapa proyek konstruksi, pengembangan daya saing UMKM, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran serta pengembangan destinasi wisata, baik wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya. “Akumulasi dari berbagai sektor tersebut akan memberi efek postif bagi petumbuhan ekonomi kita,” ucapnya.
Terkait rapat koordinasi tersebut, lanjut Arsjad, memiliki peran penting dan diagendakan rutin terutama di awal perencanaan. “Di sini Kita mendengar langsung rilis BPS mengenai indikator makro. Ini penting karena perencanaan yang baik adalah perencanaan berbasis data, kita melihat sejauh mana program-pogram kegiatan selama ini berefek, terhadap capaan indikator makro,” ulasnya.
“Intinya data BPS bukan hanya data kuantitatif, tapi referensi pemerintah kabupaten melihat mana indikator belum tercapai,” imbuh Arsjad.
Dikatakannya lagi, data BPS menjadi acuan atau rujukan nasional, menjadi instrumen menentukan mana program yang akan jadi prioritas. “Kita ketahui APBD tidak banyak, kemampuan fiskal tidak banyak, jadi kita harus punya kemampuuan memilah pogram strategis dan produktif mana yang akan kita lanjutkan. Salah satunya melalui acuan data BPS,” lontarnya.
Arsjad meminta seluruh pihak untuk mendukung proses pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. “Pembanguan bukan hanya pemerintah, tapi milik dan tanggung jawab bersama. Support pemerintahan yang ada, dukung kebijakan yang ada, mari lakukan penguatan, konsolidasi, jaga kekompakan untuk keluar dari krisis ekonomi dan pandemi,” pungkasnya.(hms)
Editor: Sudirman