LINTASCELEBES.COM WAJO — SMP Negeri 2 Sengkang ( Spenda) menjadi satu-satunya satuan pendidikan jenjang SMP sebagai sekolah zonasi mutu di Kabupaten Wajo. Terpilihnya SMPN 2 Sengkang karena memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
LPMP (lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) memberikan pendampingan kepada SMPN 2 Sengkang agar Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) berjalan dengan baik sehingga tujuan peningkatan mutu dapat tercapai.
Tentunya dengan senantiasa melakukan evaluasi mutu secara internal terkait aspek mana yang perlu ditingkatkan.Harapannya dapat memenuhi standar mutu pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan.
Dengan status sebagai sekolah zonasi mutu, untuk mewujudkan sumber daya manusia agar tetap dapat eksis di era sekarang ini, maka diprogramkanlah kegiatan Workshop Inovasi Pembelajaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengupgrade kemampuan guru-guru di SMPN 2 Sengkang mengikuti kebutuhan pendidikan saat ini.
Kegiatan ini dihadiri oleh 40 orang guru di SMPN 2 Sengkang.
Kepala SMPN 2 Sengkang Najmiah, S.Pd.,M.Pd mengatakan, saat ini, guru berada diera disrupsi kompetensi guru dan perkembangan pendidikan dan teknologi.
Oleh karena itu, lanjut Najmiah, seluruh tenaga pendidik dan kependidikan harus siap menghadapi revolusi industri 4.0.
” Karena hanya satu pekerjaan yang tak akan tergantikan oleh teknologi yaitu guru. Meski demikian, kita harus siap dan berani menghadapi tantangan itu dengan menghadirkan teknologi dalam proses pembelajaran,” jelasnya.
Salah satu yang dilakukan adalah meningkatkan kompetensi guru, kata Najmiah,
melalui workshop inovasi pembelajaran, diharapkan memberi pengalaman dan pengetahuan baru bagi guru-guru di SMPN 2 Sengkang.
” Terlaksananya kegiatan workshop inovasi pembelajaran akan memberikan angin segar dan ruang bagi guru untuk mengeksplorasi atas materi yang diperoleh sehingga benar-benar dapat diintegrasikan dalam pembelajaran,” katanya.
Kegiatan Workshop Inovasi Pembelajaran dilaksanakan dua yakni 1 – 2 November 2019 lalu.
Hari pertama, materi yang diberikan adalah Flipbook dan dipandu langsung oleh Negara Mangkubumi K, S.Pd.,M.Pd.
Sejalan dengan era digitalisasi, flipbook sesuai dengan kebutuhan pendidikan di era 4.0. Para guru diajarkan bagaimana cara membuat buku digital melalui flipbook.
Buku manual dijadikan buku digital sehingga suatu saat segala administrasi guru terkait perangkat pembelajaran dapat berbentuk digital.
Dengan mahirnya guru-guru memanfaatkan flipbook maka dapat mengurangi kebergantungan pada kertas, efesiensi penyimpanan, hingga tidak perlu khawatir dibawa ke mana-mana karena sifatnya digital.
Pada hari kedua, materi yang diberikan tentang pemanfaatan Bandicam dan dipandu oleh Dewi Astuti Normansa, S.Pd. Guru diajarkan bagaimana merekam layar yakni presentasi berupa media ajar melalui audio suara guru itu sendiri.
Dengan demikian, guru dapat membuat video pembelajaran sesuai dengan bidang studi yang diampu, sehingga nantinya dapat memberikan warna kreativitas dalam proses pembelajaran di kelas.
Video pembelajaran yang dibuat tersebut dapat digunakan oleh siswa tidak hanya di kelas tapi juga di rumah.
Hal ini menunjukkan siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja melalui video pembelajaran yang dibuat oleh guru.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari telah mengisyaratkan bahwa guru-guru di SMPN 2 Sengkang siap menghadapi era 4.0. Karena sesungguhnya kurikulum 4.0 dapat berjalan jika dilaksanakan oleh guru 4.0 dan didukung oleh birokrasi 4.0.
Hal ini terlihat dari antusias dan motivasi para guru mengikuti kegiatan dan mengerjakan tagihan produk yang diberikan.
Laporan : Kurniawan
Editor : Muh. Hamzah