Oleh H Rukman Nawawi
LINTASCELEBES.COM — Shalat merupakan harus dilaksanakan oleh umat muslim jika ingin mendapat limpahan rahmat oleh Allah SWT.
Selain shalat lima waktu yang harus kita lakukan, adalah salat sunah yang bisa didirikan. Satu di antaranya salat sunah mutlak hal ini disampaikan Gurutta Muhammad Yusuf . Saat pengajian Jumat Subuh 27 Oktober 2023 di Masjid Jami’atul Khaeriyah Siwa Kabupaten Wajo
Menurut Gurutta Muhammad Yusuf bahwa dilaksanaan shalat sunah mutlak bisa menjadi satu di antara amalan untuk mendapat tambahan pahala yang dapat dikerjakan oleh umat muslim.
Salat sunah mutlak adalah salat sunah yang dilakukan tanpa terikat oleh waktu. Salat sunah mutlak juga dilaksanakan tanpa ada sebab tertentu.
Pelaksanaan shalat sunah mutlak dari Rabi’ah bin Ka’b al-Aslami ra, beliau menceritakan, “Aku pernah tidur bersama Nabi SAW., aku layani beliau dengan menyiapkan air wudu beliau dan kebutuhan beliau”.
Setelah usai, beliau bersabda: “Mintalah sesuatu”. Aku menjawab: ‘Aku ingin bisa bersamamu di surga’. Beliau bersabda: “Yang selain itu?” ‘Hanya itu’. Kataku.
Kemudian beliau bersabda, “Jika demikian, bantulah aku untuk mewujudkan harapanmu dengan memperbanyak sujud.” (HR. Muslim)
Salat sunah mutlak yang dilakukan di malam hari, lebih utama dibandingkan salat sunah mutlak yang dilakukan di siang hari.
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi saw. bersabda, “Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat sunah yang dikerjakan di malam hari.” (HR. Muslim)
Salat sunah yang dilakukan di rumah, lebih utama dibandingkan salat sunah yang dikerjakan di masjid.
“Sesungguhnya salat yang paling utama adalah salat yang dilakukan seseorang di rumahnya, kecuali salat wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Niat dan Tata Cara Salat Sunah Mutlak
Niat Salat Sunnah Mutlak
Adapun niat salat sunah mutlak, adalah
Usholli sunnatan rok’ataini lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat salat sunah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Salat Sunah Mutlak
Adapun tata cara salat sunah mutlak sama halnya seperti salat biasa. Tak ada bacaan khusus. Perbedaannya hanya terletak pada niat yang diucapkan.
Untuk bilangan rakaatnya, bisa dikerjakan dua rakaat salam–dua rakaat salam. Bisa diulang-ulang dengan jumlah yang tidak terbatas.
Dari Ibnu Umar r.a., bahwa ada seseorang yang mendatangi Nabi saw. dan bertanya, “Bagaimana cara salat di malam hari?” Beliau menjawab:
“Dua rakaat-dua rakaat, dan jika khawatir mendekati Subuh, kerjakanlah witir satu rakaat, sebagai pengganjil untuk semua salat yang telah dikerjakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk salat sunah mutlak yang dikerjakan malam hari, bisa juga dikerjakan empat rakaat dengan salam sekali, tanpa duduk tasyahud awal.(*)