Home / Advertorial

Kamis, 2 Maret 2023 - 17:22 WIB

Menparekraf hingga Tamu Undangan Kenakan Pakaian Sutera Wajo di Inacraft 2023

LINTASCELEBES.COM JAKARTA — Gelaran International Handicraft Trade Fair (Inacraft) di Jakarta Convention Center (JCC) membawa kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Wajo.

Selain jadi peserta pameran kerajinan terbesar se-Asia Tenggara ini, daerah yang dinakhodai Amran Mahmud itu juga mendapat panggung istimewa untuk memperkenalkan produk khas, yakni kain sutera tenun ikat Wajo yang begitu memukau.

Mencuri perhatian karena para tamu dan undangan mengenakan pakaian sutera Wajo pada seremoni pembukaan pameran yang digelar Asosiasi Eksportir dan Pengusaha Handicraft Indonesia (Ashepi), Rabu (1/3/2023).

Mulai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno; Ketua Asephi, Mucshin Ridjan; Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman; hingga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulsel, Naoemi Octarina. Selain itu, para bupati, dan wali kota se-Sulsel serta sebagian besar undangan lainnya.

Bahan kain sutera tenun ikat khas Wajo jadi pilihan utama untuk membuat pakaian-pakaian tersebut.

“Alhamdulillah, ini tentu kebanggaan bagi kita di Sulsel, khususnya Wajo, karena sutera Wajo dijadikan pakaian resmi di pembukaan,” kata Bupati Wajo, Amran Mahmud, Kamis (2/3/23).

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Wajo, Andi Aso Ashari, mengatakan hal itu jadi bukti nyata produk khas Wajo memiliki kualitas unggul dan mendapat pengakuan dari berbagai kalangan.

Ashari mengungkapkan, pengenalan sutera Wajo pada pameran internasional sekelas Inacraft adalah sebuah komitmen dari Gubernur Sulsel bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo untuk mengembalikan kejayaan sutera Sulsel.

“Bapak Bupati (Amran Mahmud) selalu mengingatkan kepada kami untuk berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk pengusaha, untuk terus berupaya mengembangkan sutera di Wajo mulai dari hulu dan hilir. Juga mempromosikannya dalam berbagai event,” jelas Ashari, saat dikonfirmasi.

Ketua Silk Solution Center (SSC) Wajo, Kurnia Syam, menjelaskan Dekranasda Sulsel yang meminta kepada pengusaha sutera menciptakan desain yang memuat ikon daerah di Sulsel. Perusahaan Arni Kurnia Silk pun berusaha untuk membuat desain tersebut.

“Alhamdulillah desain kami disetujui dan kami buatlah dalam bentuk tenun ikat Wajo dan bisa dipakai pada saat seremoni pembukaan,” ucap Kurnia.

Meski begitu, produksi kain sutera tenun ikat Wajo terbatas karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagian kebutuhan kain pun dialihkan menjadi print atau cetak.

Namun, harapan untuk makin diminatinya sutera Wajo oleh masyarakat baik di Wajo, Sulsel, Indonesia, bahkan mancanegara makin besar. Selain itu, Wajo diharapkan bisa jadi kiblat sutera.(Far)

Editor: Syaruddin Menroja

Share :

Baca Juga

Advertorial

Firmansyah Perkesi Reses di Tiga Kelurahan, Ini Aspirasi Masyarakat

Advertorial

Danny Pomanto-ADB Teken Nota Kolaborasi di World Cities Summit 2022

Advertorial

Amran Mahmud Satu-satunya Bupati di Indonesia Bakal Jadi Pembicara di Raker ADPMET se-Indonesia

Advertorial

Bupati Wajo Dukung Rencana Pembangunan Agrowisata Terpadu di Desa Makmur

Advertorial

Bupati Wajo Hadiri HUT ke 3 Kawasan Wisata TB Lempong

Advertorial

PPID Wajo Presentasi di Komisi Informasi

Advertorial

Kunjungan Konsultasi di Kemensos, DPRD Wajo: Pengembangan PKH Harus dengan Data Akurat

Advertorial

Beri Pengarahan, Mantan Wakil Presiden RI Puji Program Gemantik Pemkab Wajo