Home / Opini

Minggu, 3 Januari 2021 - 08:15 WIB

COVID 19 dan ERA 4.0 “MERDEKA BELAJAR”

KEPALA SATUAN PENDIDIKAN SMAN 11 WAJO SYAFRIANTO, S. Pd. M. Pd

KEPALA SATUAN PENDIDIKAN SMAN 11 WAJO SYAFRIANTO, S. Pd. M. Pd

Perspektif Satuan Pendidikan Berbasis Budaya Sekolah

Oleh : SYAFRIANTO, S. Pd. M. Pd (Kepala Satuan Pendidikan SMAN 11 Wajo)

LINTASCELEBES.COM WAJO — Satuan pendidikan yang dalam strukturnya salah satu adalah Kepala UPT, notabene pemimpin pembelajaran di sekolah akan menjadi kunci penting dalam memajukan sekolah dalam konteks “merdeka belajar”. Bahwa kepala satuan pendidikan merupakan jabatan yang diemban guru yang diangkat untuk mengelola sekolah, peran kepala satuan pendidikan yang dikenal denganyaitu Educator, Manager, Administrator, Leader, Inovator dan Motivator.

Masa pandemi covid 19 bahwa penyelamatan ekonomi sekolah penting diperhatikan. Yang darurat adalah dalam sekolah sendiri, bagaimana ekonomi sekolah terpenuhi termasuk kebutuhan kuota internet dalam rangka belajar dari rumah atau dikenal BDR danatau DARING dengan berbagai cara, metode.

Ekonomi sekolah termasuk didalamnya kesejehteraan guru dimasa covid 19.Oleh karena itu tentu benarlah arahan Mendikbud dalam berbagai informasi salah satu dalam special dialog “ Wajah Baru Pendidikan Indonesia yang salah satu isi dialog adalah bahwa kita bebaskan diskresi kepada kepala sekolah untuk menggunakan BOS sesuai kebutuhan sekolah masing masing tentunya tetap memperhatikan juknis

Era 4.0 menuntut insan pendidikan terkhusus guru tentu harus menyesuaikan dengan berbagai kegiatan digital, termasuk didalamnya inovasi dan kreatifitas guru dalam digitalisasi pembelajaran tanpa mengesampinkan  pengembangan karakter peserta didik di sekolah sehingga terbentukalah maindset “Sekolah Digital”. Darurat covid 19 membawa kultur baru dalam dunia pendidikan dengan bermunculan inovasi pembelajaran (DARING). Bahwa sekolah dan masyarakat menyesuaikan cara pandang/paradigma belajar di sekolah ke paradigma belajar dirumah, guru berbagi, berinovasi, kreatif.

Sekolah sebagai ekosistem pendidikan yang bersinergi dalam bingkai wawasana wiyata mandala, maka Kepala satuan pendidikan sangatlah mempengaruhi dan menggerakkan stackholder sekolah. Semua kepala satuan pendidikan mempunyai visi yang sama tentu bercita cita menjadikan sekolah maju dan berkembang sesuai tuntutan zaman “4.0”.

Seharusnya terjadi trasformasi pembelajaran yang adaptif, mengintegrasikan perangkat digital kedalam pembelajaran. Kepala satuan pendidikan harus pantang mundur dan berani mengambil resiko selama diyakini sesuai dengan semua regulasi yang berlaku di Republik Indonesia.

Manajemen berbasis budaya sekolah memperhatikan ; 1. Penguatan pendidikan karakter, 2. Tanggungjawab lembaga pendidikan logis dlm menyelesaikan problem, 3. Kompetensi PTK sinergi tuntutan zaman, 4. Manajemen terbuka (mengasah kritisme, nalar logis, budaya prestasi, budaya lingkungan, 5. Digitalisasi proses pendidikan di sekolah, 6. Manajemen isu dan problem solving disekolah, 6. Segala bentuk pengambilan kebijakan disekolah wajib berdasar pada pemikiran kolaboratif stackholder sekolah berdasarkan karakteristik daerah dan atau sekolah masing masing (MBS). Kepala satuan pendidikan tidak relevan lagi sebagai penguasa tunggal di sekolah.

Transformasi kepala satuan pendidikan dari guru terbaik untuk menjadi agen perubahan disekolah sebagai instruksional leadership dan leraning school.Kepala satuan pendidikan hendaknya memperjuangkan PTK untuk mencapai posisi tertinggi di sekolah, memperhatikan kesejahteraan, selalu siap mendengarkan dan memberikan advice yang berhubungan dengan pekerjaan dan pribadi guna identifikasi akar masalah, selalu membina untuk memiliki nilai posistif, jujur, tulus, loyal pada organisasi dan hormat apada atasan terbuka untuk kritik, memandang PTK disekolah sebagai asset, memberikan reward and punishment secara adil.

Manajemen sekolah biasa disebut dengan context system sedangkan pelaksana disebut dengan content system. Perlu diperhatikan bahwa manajemen atau context harus menjadi pintu masuk arus informasi dan perubahan dalam sekolah. Context dan content bersinergi sehingga kewenangan dan tanggungjawab harus dirumuskan secara jelas, menghormati wewenang masing, intervensi kewenangan akan mudah jika rumusan kesepakatan kewenangan dan tugas dibuat tertulis ( Munif Chatib, 2011;36)

Capaian prestasi sekolah membutuhkan peran berbagai pihak/stackholder, termasuk salah satunya Kepala satuan pendidikan yang seyogyanya mengeksplorasi ciri mutu sekolah yang diimplementasikan dalam manajemen berbasis budaya sekolah.(*)

Share :

Baca Juga

Opini

Menakar Capaian Kinerja 2 Tahun Pemerintahan “PAMMASE”