LINTASCELEBES.COM WAJO — Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Kabupaten Wajo menolak Rencana Pemerintah Kabupaten Wajo mendatangkan Ustadz Dr Firanda Andirja pada acara Tabligh Akbar di Hari Jadi Wajo (HJW) ke-623.
Hal itu diungkapkan Ketua Ansor Kabupaten Wajo, Muh Ihwan, saat menggelar jumpa pers di Teras Cafe Jalan Sudirman Sengkang, Kamis (24/3/2022).
Secara tegas Ihwan menyampaikan jika seluruh Badan Otonom NU Kabupaten Wajo, menolak kedatangan Dr Firandah menggelar tabligh Akbar dan kajian yang rencananya dilaksanakan di Masjid Ummul Quraa Sengkang, Kabupaten Wajo.
“Tegas kami sampaikan, kami dari KBNU Wajo menolak dan tidak akan memberikan ruang dan kesempatan kepada Ustadz Firanda untuk menggelar kajian di Hari Jadi Wajo,” kata Muhammad Ihwan
Ihwan juga mengaku, menyesalkan sikap Pemkab Wajo mengundang penceramah yang selama ini dikenal penuh kontroversi, sedang masih banyak ulama kultum dan kharismatik dari Wajo.
“Ada beberapa alasan kenapa KBNU menolak kedatangan Ust Firandah di Wajo. Pertama, HJW hari kegembiraan, hari perayaan kita masyarakat Wajo. Pemkab harusnya jeli, mengapresiasi semangat kita bukan mengisinya dengan pemahaman dan afiliasi yang belum kita pahami,” terangnya.
Kemudian alasan lain lanjut Irwan, hubungan keberagamaan di Wajo selama ini sudah harmonis dan kondusif sehingga dengan mendatangkan ulama kontroversi yang jejaknya bisa dilacak di medsos.
“Apalagi katanya, HJW ini mengakomodir semua pihak. Tapi kenapa dalam hal ini kita (NU) tidak dilibatkan,” ujarnya.
Ihwan pun berharap, dengan adanya aksi penolakan ini, Pemda Wajo mau mendengar sehingga tidak mendatangkan Ustadz Firanda diacara tabligh akbar HJW.
“Sampai hari ini, kita juga mendapatkan dukungan dari organisasi lain. Jika pemda masih tidak mengindahkan hal ini, maka kita akan melakukan mobillisasi massa yang massif untuk menutup akses masuk Ustadz Miranda di Kabupaten Wajo,” tegasnya.
Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Wajo melalui Komisi informasi, Komunikasi dan Pemeliharaan Dokumentasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Wajo, H. Rukman Nawawi yang dihubungi berharap Pemerintah Kabupaten Wajo, dalam hal ini, Bupati Wajo, menyikapi dengan bijak penolakan sejumlah masyarakat dan organisasi keagamaan atas rencana kedatangan Ustadz Firanda.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Wajo, sebagai pelayan masyarakat tentu harus mendengar aspirasi dan keinginan masyarakat agar tetap terjaga ketentraman dan kedamaian.
“Pemerintah harus mendengar aspirasi masyarakat. Kalau sebahagian masyarakat menolak, yah tentunya pemerintah harus mempertimbangkan keinginan masyarakatnya,” ujarnya.
Ketua PWI Wajo ini menyebut, Pemerintah tidak punya alasan untuk memaksakan kehendak mendatangkan Ustad Firanda, jika sejumlah elemen tidak menghendaki kehadirannya di Bumi Lamaddukkelleng.
MUI Kabupaten Wajo, sebagai mitra pemerintah, lanjut Rukman, berkewajiban mengingatkan pemerintah Kabupaten Wajo, agar tidak tutup telinga dengan penolakan ini.
“Kami dari MUI mengingatkan dan mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Wajo atau Bapak Bupati untuk mempertimbangkan kembali rencana mendatangkan Ustadz Firanda, demi menghindari gejolak yang lebih besar,” ujarnya.(ZAH)
Editor: Sudirman