LINTASCELEBES.COM LUWU UTARA — 15 desa di Kabupaten Luwu Utara menjadi lokasi program perlindungan anak di sektor kakao. Program tersebut merupakan kolaborasi Pemda Luwu Utara bekerjasama Perkumpulan Wallacea dengan Yayasan Save The Children Indonesia yang didukung oleh PT. Mars.
“Secara umum program ini bertujuan untuk melindungi hak-hak anak dan mempromosikannya melalui sistem perlindungan anak berkelanjutan khususnya di area rantai pasok PT. Mars. Secara khusus untuk memperkuat sistem perlindungan anak dan meningkatkan kapasitas masyarakat, pemerintah, dan rantai pasok kakao untuk turut memastikan keselamatan, kesejahteraan, dan perkembangan anak-anak serta mengurangi risiko keberadaan pekerja anak,” kata Asrul selaku Program Manager Perlindungan Anak Sektor Kakao dari Perkumpulan Wallacea, Senin (20/12) di hadapan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani yang hadir untuk membuka kegiatan Lokakarya Mempromosikan Kabupaten Luwu Utara menuju Kabupaten Layak (KLA) yang berlangsung di Aula Hotel Bukit Indah Masamba.
Adapun desa yang menjadi lokasi program tersebut diantaranya Pincara, Sepakat, Bumi Harapan, Mario, Baebunta, Bakka, Dandang, Kalotok, Tete Uri, dan Bone Subur sebagai desa core / desa inti.
“Sementara 5 desa lainnya merupakan desa satelite diantaranya Desa Pute Mata, Sassa, Salama, Buntu Terpedo, dan Batu Alang. Adapun kegiatan yang akan kami laksanakan meliputi pembentukan PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) di tingkat desa, pelatihan management kasus, pelatihan bagi cocoa doctor dan kader masyarakat, studi dasar pola pengasuhan di kalangan keluarga petani kakao, dan TOT pola pengasuhan dengan komponen sensitive gender selama 1 tahun ke depan. Program ini diharap bisa berkontribusi terhadap capaian KLA yang selama ini menjadi model dalam mengukur kesungguhan Pemda dalam memenuhi, menghormati, serta melindungi hak-hak anak,” jelas Asrul.
Sementara itu Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani berharap melalui lokakarya dapat ditemukan apa yang menjadi pokok masalah.
“Sehingga jika terjadi kasus, kita bisa langsung mengintervensi penanganannya. Sebab jika kita bicara terkait sub sektor perkebunan kakao, kadang kita tidak bisa membedakan apakah anak ini membantu, belajar bekerja atau benar-benar bekerja. Itulah kemudian pentingnya membangun PATBM hingga level paling kecil,” kata Indah yang hadir didampingi Plt. DP2PA, Marhani Katma dan Kepala Bappelitbangda, Alauddin Sukri.
Pada kesempatan tersebut, bupati perempuan pertama di Sulsel ini juga mengapresiasi komitmen dari berbagai pihak.
“Apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak dalam rangka mewujudkan Kabupaten Luwu Utara sebagai Kabupaten Layak Anak. Upaya ini, kolaborasi yang manis ini harus terus menerus kita lakukan sebab Pemda tidak bisa sendirian untuk memenuhi lima kluster. Tantangannya semakin besar, kita harus menjadi jembatan yang kokoh dan memastikan bahwa setiap kebijakan yang kita ambil berbasis hak anak,” pinta Indah.
Untuk diketahui, Luwu Utara telah meraih 3 kali penghargaan KLA. Sebelumnya 2017, KLA kategori pratama, kemudian di tahun 2019 dan 2021 sebagai KLA Madya. (hms)
Editor: Sudirman