LINTASCELEBES.COM WAJO — Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan Pertama kini telah memasuki bulan ketiga dari sembilan bulan pelaksanaan sebagaimana yang telah direncanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebanyak 46 calon guru penggerak yang terdiri atas 14 guru SD, 18 guru SMP dan 14 guru SMA di Kabupaten Wajo bersama dengan Kepala Sekolah dan Pengawas sekolahnya mengikuti Lokakarya ketiga, Sabtu (20/02/2021) di Sallo Hotel Jalan H. Bahe No.117, Tempe, Kabupaten Wajo.
Peserta dibagi kedalam 5 kelas dan didampingi 9 pendamping guru penggerak yang ditugaskan di Kabupaten Wajo. 3 orang berasal dari Kabupaten Soppeng, 2 orang dari Kabupaten Sidrap dan 4 orang dari Kabupaten Wajo. Selain itu, dipantau langsung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, PPPPtK Penjas dan BK, serta dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Wajo.
Pada lokakarya tersebut, para peserta melakukan diskusi dan simulasi tentang program pendidikan guru penggerak, utamanya penyusunan visi-misi sekolah yang berpihak kepada peserta didik hingga melahirkan sebuah program dan rancangan aksi jangka pendek.
Meksi dilaksanakan dimasa pandemi covid-19, namun peserta tidak terlihat bosan bahkan tampak antusias dan aktif mengikuti kegiatan tersebut, seperti yang terpantau pada kelas 4 yang dipandu oleh Sudarta dan Arni Susanti Oktavia. Bahkan masing-masing Kepala Sekolah saling berbagi praktik baik untuk didiskusikan dengan sekolah lain.
Kepala UPT SMA Negeri 4 Wajo, Andi Page menuturkan bahwa di sekolah yang dipimpinnya dimasa pandemi covid-19 ini, selain melaksanakan program belajar dari rumah juga dilaksanakan beberapa kegiatan virtual lainnya seperti upacara bendera virtual setiap hari Senin, apel pagi virtual setiap hari, literasi Quran setiap malam Jumat dan hari Jumat, serta telah meluncurkan 3 aplikasi yaitu Sikola untuk menerima aspirasi dari masyarakat luar sekolah, Asikolapi untuk penanganan peserta didik, dan Sikelas untukpengelolaan administrasi berbasis digital.
“Saya ingin dikenang sebagai guru inspiratif, olehnya itu saya tantang guru-guru untuk terus berinovasi sehingga selain BDR kami juga melaksanakan upacara, apel pagi, literasi Quran, bahkan telah meluncurkan 3 aplikasi yang diharapkan berpihak kepada peserta didik,” ungkapnya.
Seperti diketahui, program guru penggerak merupakan rangkaian panjang dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru. Program ini adalah bagian dari merdeka belajar edisi kelima yang telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sementara tujuan pelaksanaan lokakarya ketiga ini adalah peserta bisa saling berbagi dan mampu menganalisis hasil pembelajaran dan harapan warga sekolah terhadap pembelajaran yang berdampak kepada murid, mampu merumuskan dokumen awal visi, misi dan program sekolah yang berdampak kepada murid, serta mampu menyepakati rencana aksi janji jangka pendek untuk dilaksanakan di sekolah.
Calon Guru Penggerak bersama dengan Kepala Sekolah diharapkan mampu bekerja smaa dengan stake holder terkait untuk menuntaskan aksi janji jangka pendek tersebut dalam waktu satu bulan kedepan dan akan dievaluasi pada pendampingan keempat yang dilaksanakan pada bulan Maret 2021.(Ser)
Editor: Kurniawan