LINTASCELEBES.COM WAJO — Ajakan gotong royong kemanusiaan dengan berhenti total selama tiga hari dilakukan serempak Kabupaten Wajo dibantah Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Wajo, Supardi.
Menurut Supardi, ajakan berhenti total tiga hari mulai tanggal 10-12 April tersebut bukan dari pemerintah ataupun Tim Gugus Penanganan Covid-19 Wajo. Tapi gerakan itu dia ambil dasar dari himbauan dari Group Toli-Toli yang dikeluarkan oleh satgas setempat.
“Informasi kami dapat himbauan itu dari satgas di Toli-Toli. Tapi, kita di Wajo tidak pernah keluarkan imabaun seperti itu. Itu Hoaks,” ujar Supardi, Kamis 9 April 2020.
Dia menjelaskan, Pemkab Wajo memang fokus pada pemutusan mata rantai penularan Covid-19. Tapi tidak tiga hari. “Virus Corona yang menginfeksi seseorang bisa bertahan 14 hari. Tak cukup kalau cuma 3 hari,”jelasnya.
Kabid Humas Diskominfotik Wajo inipun meminta masyarakat waspada dengan himbauan yang tidak berdasar fakta dan ilmiah.
“Kami harap masyarakat tidak muda percaya isu-isu tanpa sumber yang jelas. Yang penting dilakukan sedapat mungkin tidak keluar rumah, phsyical distancing, mengenakan masker, rutin cuci tangan dan menjaga imunitas,” pesannya.
“Kalau mau gorong-gorong, maka gotong royong kita adalah tetap di rumah sampai pemerintah menyatakan virus ini benar-benar hilang,” tambahnya.
Sejak kemarin, beredar isu poster di media sosial akan ada gerakan Berhenti Total Selama 3 Hari serempak di Wajo, mulai 10 hingga 12 April untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
Dalam ajakan itu, terselip pesan gerakan gotong royong kemanusiaan, dia menuliskan virus tidak akan pindah kecuali dipindahkan dan jika dalam 24 jam tidak dipindahkan virus mati sendiri.
Namun belakangan, Pemkab Wajo telah membantah telah mengeluarkan kebijakan tersebut dan itu hoaks. (har-hs)
Editor: Kurniawan