LINTASCELEBES.COM WAJO — Mahabbah Institute for Peace and Goodness (MIPG) atau yang dulunya dikenal Makassar Internasional Peace Generation kembali menyelenggarakan Kemah Perdamaian Pemuda Lintas Agama yang kali ini diadakan di Kabupaten Wajo.
Kegiatan yang pertama kali diadakan di Bumi Lamaddukkelleng ini diikuti oleh 30 peserta lintas agama. Kegiatan yang mengangkat tema “Unity in Diversity” berlangsung selama 3 hari, Jumat-Minggu 26-28 Juli 2019 di Rumah Adat Atakkae, Sengkang.
Staf Ahli bidang Pemerintahan HA. M. Diswan S, mengatakan, kemah perdamaian lintas agama yang berlangsung selama 3 hari kedepan merupakan kemah lintas agama yang pertama kali diadakan di Wajo.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena merupakan salah satu wadah kerukunan lintas agama yang dapat memperkokoh kemajemukan dan keberagaman di negara ini khususnya di Kabupaten Wajo” ucapnya.
Sejak dahulu kata dia, keberagaman yang dipraktekkan di daerah ini berjalan dengan baik dan bahkan tidak pernah terjadi konflik antar agama sebagaimana yang terjadi di daerah lain.
“Semoga melalui kegiatan ini toleransi dan keberagaman yang kita praktekkan selama ini dapat semakin kokoh dan berhasil dalam memajukan Kabupaten Wajo sebagaimana yang kita cita-citakan bersama,” ungkap H. A. M. Diswan S.
M. Diswan juga berharap, para peserta kemah lintas agama dapat menumbuhkan komitmen untuk menularkan nilai-nilai keberagaman beragama di lingkungan masing-masing sehingga mampu menganalisa dan menggali berbagai ancaman, tantangan dan hambatan terhadap penerapan toleransi umat beragama.
Sementara itu Co-Founder MIPG, Ruben Lewi L. Dero menyampaikan, MIPG hadir tidak hanya untuk menciptakan perdamaian dunia tetapi juga untuk membantu memberdayakan masyarakat terutama anak-anak muda untuk menjadi pemimpin global dan siap bersaing di era global.
Sekedar diketahui kegiatan Kemah Lintas Agama ini merupakan kegiatan yang kesekian kalinya dilaksanakan oleh MIPG. Sebelumya kegiatan serupa juga telah beberapa kali digelar di berbagai kota di Indonesia seperti Makassar, Manado, Kendari, Pare-Pare, Gowa, dan beberapa kota lainnya.
“Diharapkan melalui kegiatan ini para peserta bisa menjadi penebar benih-benih perdamaian dan mampu bersaing di era global, karena selain peserta dilatih bagaimana menghidupkan nilai-nilai luhur agama, budaya, dan kemanusiaan, mereka juga dibekali dengan kemampuan untuk menggali potensi diri,” harapnya.(Advertorial)