LINTASCELEBES.COM WAJO — Dalam rangka meningkatkan daya saing produk unggulan dan akses pasar KUMKM di Sulsel, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) RI menggelar konsultasi desain dan kemasan serta pemberkasan pendaftaran merk KUMKM di Kabupaten Wajo Kamis, 11 April 2019 di Hotel Sermani Sengkang.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh puluhan peserta dari 7 Kabupaten/kota yakni, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Bone, Luwu dan Palopo.
Deputi Produksi dan pemasaran Kemenko UKM Ri Victoria br Simanungkalit mengatakan, kegiatan konsultasi ini meningkatkan daya saing produk unggulan dan akses pasar KUMKM di Sulawesi Selatan.
Dijelaskan bahwa salah satu produk unggulan Wajo adalah Sutera sengkang, bahkan produk ini sudah meluas dan punya imeks yang bagus. “Makanya kami mendorong program pemerintah daerah Wajo untuk menciptakan 10 wirausaha baru,” ungkapnya.
Victoria br Simanungkalit mengakui kalau yang sering didengar bahwa Wajo pengrajin sutera Sengkang. Kalau pengrajin itu identik dengan melakukan kegiatan tenun dan menghasilkan sutera tetapi bisnisnya belum dirambah sehingga belum mampu berkembang.
“Kita dari Kementerian punya misi bagaimana mendorong dan meningkatkan daya saing, tidak hanya produk tetapi bagaimana bisnis dari usaha Mikro, kecil naik menengah bahkan menjadi usaha besar dan mampu bersaing di pasar global,” ungkapnya.
Victoria br Simanungkalit menuturkan bahwa sudah berdiskusi dengan kepala dinas dan ketua asosiasi bahwa cukup banyak pengusaha sutera di wajo tetapi semuanya mikro. Hanya satu atau dua yang punya usaha besar. “Tetapi tidak bisa melakukan planing secara baik. Tidak bisa menjadi pemasok yang kontinyu kepada suatu industri, contohnya industri fashion yang ada di Jawa dan salah-satu kebutuhannya adalah sutera,” ujarnya
Selain itu kata dia, batik Jawa membutuhkan sutera dan ini yang harus dipikirkan bagaimana mensegmentasi pengusaha-pengusaha sutera yang ada di Wajo ini. “Kami mengharapkan kepada asosiasi untuk membentuk suatu koperasi untuk menjadi penghasil kain sutera sebagai bahan baku pembatik, fashion di luar Wajo dengan merk dan kualitas yg spesifik,” harapnya.
Victoria br mengungkapkan kalau bisa saja pengusaha wajo bisa menciptakan merk tertentu dengan kualitas yang tinggi.
Sementara Wakil Bupati Wajo H. Amran SE mengatakan, Ini merupakan kegiatan yang sangat ditunggu karena diharapkan mampu memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya pelaku UMKM dalam meningkatkan produksi, pemasaran, dan minat masyarakat.
“Saya harapkan para pelaku UMKM, dapat berkontribusi untuk kemajuan perekonomian Kabupaten Wajo. Melalui visi misi Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo, kami berharap agar segera terwujud 10ribu pelaku kewirausahaan,” harap Amran SE.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabupaten Wajo, Muh Arwes mengatakan, sesuai visi misi Pemerintah Kabupaten Wajo, akan diciptakan 10 ribu entrepreneurship atau pelaku kewirausahaan baru di Kabupaten Wajo.
“Kontribusi pelaku UMKM sebesar 62 persen secara nasional bagi perekonomian Indonesia. Olehnya itu, kita harus pro ke pelaku UMKM kita agar lebih berkembang ke depannya,” ujar Arwes.
Pada kesempatan itu, Arwes berharap kepada pemerintah pusat, khususnya dari Kementerian Koperasi dan UKM RI, agar kiranya bisa mengalokasikan sebagian bantuan di Kabupaten Wajo bilamana ada kegiatan pemberdayaan UMKM.(Red)
Laporan : Muh. Hamzah